Skip to content

Secercahkata

Just another WordPress.com site

Seorang bapak memulai sholat bersama anaknya yang masih balita

Dia di sisi kiri,  si anak di sebelah kanannya

Dia bertakbir,  si anak melakukan yang sama

Dia membaca Al Fatihah, si anak mengamininya

Dia ruku,  sujud,  tahiyat dan salam

Diikuti si anak tanpa ketinggalan

 

Setelah salam,  dan dzikir senyapnya

Dia menatap wajah kesayangannya itu dan berkata

, “Nak,  meski kita terlihat berdua

Namun  jangan kau lupa, Dia selalu menemani kita

dan juga malaikat bersaf-saf hingga langit pertama

Meskipun kita harus menembus gulita

Akan tiba saatnya kita mendapatkan cahaya

Saat semua kebingungan pada pekatnya akhirat yang tak bersisa

 

Tak ada sia-sia dengan tertahannya kantukmu

Karena nanti akan tergantikan wangi singgasanamu

Yang bertahtakan mutiara kemilau

 

Nak,  mari penuhkan doamu

Agar tempat sujud sunyi ini,  kelak akan penuh sesak doa

Agar yang saat ini terlelap, kelak yang mengingatkamu

saat kau lupa

Agar raga yang sekarang teringkuk hangatnya mimpi

Akan memenuhi tempat ini dengan kalam suci”

 

Kemudian si Bapak menutupnya dengan doa

Yang pagi itu khusuk sekali seperti shubuh-shubuh sebelumnya

Lalu ia menutup mushola

sendiri

Seperti adzan, iqomah, dan sholatnya selama ini

 

Jakarta 13112017